PADANG…… BAGOYANG LIAK

Kemana pun diputar, apapun rencana, bermuara juga pada satu titik: takut gempa. Itulah yang terjadi di Padang, Jumat (3/12) ketika gempa 4.2 SR (6 MMI) terjadi pada pukul 10.11 WIB di 7 kilometer Timur Laut, Padang. Goyangannya terasa kuat, terutama di Padang dan sekitarnya.

Warga panik, trauma dengan kejadian sebelumnya. Sebagian warga memilih mengungsi. Pasien di RS M. Djamil dan beberapa rumah sakit lain diselamatkan perawat ke luar ruangan. Sesaat setelah gempa, warga juga menyerbu SPBU. Hampir semua SPBU dipenuhi pembeli. Pemilik kendaraan mengisi bahan bakar full tank. Di sejumlah pemukiman warga bahkan mengemasi barang-barang mereka dan menjemput anak ke sekolah. BMKG menyebut gempa kali ini tidak berpotensi tasunami, hanya saja karena dangkal pada kedalaman 10 kilometer, goncangannya terasa kuat. Pascagempa, air laut di sepanjang pantai Padang biasa-biasa saja, tidak ada penyurutan. Pedagang di kawasan pantai ini banyak yang bertahan. Kemarin sebagaian besar warga kota, mengalir ke arah ketinggian menuju By Pass. Kawasan Ampang macet akut, Andaleh juga. Makanya segeralah bangun jalur evakuasi. Kalau tidak juga, rasa takut warga akan semakin dalam menikam ulu hati. Makanya juga, dindinglah laut, bangun shelter sebanyak-banyaknya. Sistem tahun anggaran yang dibuat pemerintah ternyata tidak memberi toleransi pada situasi darurat. Cobalah bangun bergegas tanpa prosedur, jaksa langsung bertindak. Karena itu biarlah rakyat tajilapak lari, daripada melanggar aturan main. Tanpa jalan evakuasi yang memadai, maka oto halo-halo polisi, BNPB, Orari, siaran di RRI dan seluruh radio swasta di Padang, tak akan mangkus. Warga kota tetap akan panik dan lari. Jalan untuk lari itulah yang perlu diperlebar. Kemacetan akut juga terjadi di sejumlah ruas jalan. Jalan Bundo Kanduang, Jalan M. Thamrin dan Jalan Gajah Mada, misalnya kendaraan merayap. Gempa kemarin itu, tak dinyana lebih kuat dari gempa 30 September 2009 silam. Dihoyak gadang kota Padang. Maka seperti lobang semut dicangkul, berlarianlah manusia ke arah ketinggian. Mereka lari guna mengantisipasi kalau-kalau terjadi tsunami. Kalau tsunami terjadi, alamat akan buruk. Tapi tidak terjadi.

Jalur evakuasi Meski negeri ini sudah sering badaram-daram akibat gempa, namun jalur evakuasi masih sekadar wacana. Ketika sedang kalut, warga tak tahu harus lari kemana. Di mana-mana jalanan macet. Situasi jalan By Pass mulai dari Terminal Aie Pacah hingga kawasan Lubuk Begalung, benar-benar macet total. Di Simpang Balai Baru, hampir semua jalan diborong kendaraan yang datang dari arah Utara dan Barat. Kendaraan yang datang dari arah Utara rata-rata truk dan sebagian kendaraan umum. Sedangkan yang datang dari arah Barat atau dari arah Siteba, rata-rata kendaraan pribadi dan sepeda motor. Semua kendaraan itu basalingkik persis di traffic light. Keluh kesah dan karut-marut pun keluar dari bibir pengendara yang datang dari arah Selatan. Walau tidak seberapa jumlah kendaraan dari arah Selatan, tapi mereka juga punya kepentingan dan hak. Hal serupa terjadi di tiga persimpangan jalan lainnya, yakni di simpang Taratak Paneh Kuranji, simpang Durian Taruang dan simpang Katapiang. Antrean kendaraan yang terjebak macet itu ada yang tidak bergerak sama sekali. “Saya memilih lari ke By Pass, karana takut terjadi tsunami,” Eti, 48, warga Ulak Karang kepada Singgalang. Di kawasan By Pass Durian Tarung, Ketaping dan kawasan lainnya jadi tumpahan warga. Hingga sore hari banyak warga tetap memilih bertahan di kawasan By Pass. Jembatan kembar Jembatan yang baru selesai dibangun di Andaleh, ternyata tidak banyak membantu pemilik kendaraan bermotor untuk menyelamatkan diri. Buktinya, semenjak gempa terjadi hingga satu jam lebih ke depan, jembatan kembar tersebut macet. Diperkirakan kemacetan terjadi lantaran ada terjadinya penyempitan jalan di ujung jembatan. Diperkirakan itu terjadi akibat bangunan masyarakat yang belum dibongkar. Pasar lengang Sementara itu di sejumlah pasar satelit, seperti pasar Lubuk Buaya, Alai, Siteba dan dan juga di Pasar Raya, pedagang menutup toko dan kedai lebih awal. Namun di pasar Lubuk Buaya pedagang buah-buahan di pinggir ruas utama tersebut tetap bertahan. Hanya satu dua yang menutup kedai mereka. Sementara Pasar Raya benar-benar lengang. Tidak ada kemacetan, tidak seperti biasanya, pada sore hari Pasar Raya selalu ramai, bahkan untuk lewat saja susah Angkutan kota yang mangkal di depan Masjid Taqwa Muhamadiyah juga tidak sebanyak hari-hari biasanya. “Kami lebih memilih pulang lebih awal, sebab penumpang yang akan diangkut itu benar yang tidak ada,” kata seorang sopir angkot kepada Singgalang. Waspadai kabar pertakut Dalam kondisi panik, setiap warga harus mewaspadai orang tertentu yang menyebar kabar pertakut. Ditenggarai ada orang yang ingin memanfaatkan situasi. Jumat siang Jaringan Jurnalistik Sumatra Barat (JJSB) menemukan beberapa orang di tempat berbeda, menebar isu bakal ada gempa susulan diiringi tasunami. Isu seperti itu tentu saja semakin memicu kepanikan. Diduga penyebar isu itu masuk pasar dan kawasan perumahan. JJSB mengimbau, terutama para jurnalis untuk mengambil foto penyebar isu dan menyerahkan kepada petugas untuk segera diusut dan ditangkap. JJSB menilai, penyebar isu gempa besar dan tsunami telah sangat meresahkan dan membuat kepanikan berkepanjangan. Patahan semangko Gempa yang dirasakan begitu kuat warga, menurut staf Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Padang, Amarizal karena gempa berada di darat dengan kedalaman 10 kilometer. Sehingga kekuatannya sampai 4 MMI. “Di Patahan Semangko atau Sumatera,” kata dia. Sumber gempa, tambah dia, ada di sekitar jalur Singkarak. Diungkapkan Amarizal, selain potensi gempa di lautan, Sumatra Barat juga berpotensi gempa di darat. “Karena dilewati patahan Semangko.” Patahan Semangko adalah bentukan geologi yang membentang di Pulau Sumatra dari utara ke selatan, dimulai dari Aceh hingga Teluk Semangka di Lampung. Patahan inilah membentuk Bukit Barisan, suatu rangkaian dataran tinggi di sisi barat pulau ini. Patahan Semangko berusia relatif muda dan paling mudah terlihat di daerah Ngarai Sianok dan Lembah Anai di dekat Kota Bukittinggi. Patahan ini merupakan patahan geser, seperti patahan San Andreas di California. Pasar Raya sepi Pedagang Pasar Raya Padang kembali menanggung rugi, setelah pengunjung berhamburan menyelamatkan diri pascagempa. Kerugian terparah dialami pedagang buah, daging dan sayuran. Tidak adanya pengunjung yang datang ke pasar, barang dagangannya akan hancur atau rusak sebelum terjual. “Sebelum gempa, masyarakat banyak yang berbelanja. Tapi begitu guncangan terasa, masyarakat berhamburan lari,” ungkap Iyan. Padahal sebelumnya, angin segar sempat dirasakan karena aktivitas perdagangan mulai normal pasca isu gempa yang disebarkan lewat SMS beberapa waktu lalu. “Jual beli baru normal dua hari ini, tapi sekarang sudah gempa lagi. Mungkin banyak yang akan bangkrut pedagang di sini,” jelas Iyan. Netti, salah seorang pengunjung pasar mengaku terpaksa datang ke pasar untuk membeli bekal di rumah. “Stok makanan di rumah sudah habis, kalau tidak dibeli sama apa keluarga mau makan,” ungkap Netti. Suasana tidak jauh berbeda terjadi di kawasan Permindo. Jalan yang biasa ramai dikunjungi kala senja datang, tiba-tiba menjadi sepi. Hampir semua toko tutup, jalan yang biasanya macet oleh kendaraan menjadi lenggang. Gempa Dangkal Berbahaya Gempa berkekuatan 4,2 skala rigther yang berjarak 7 kilometer di Timur Laut Padang dengan kedalaman 10 kilometer bisa memicu aktifnya gunung-gunung yang ada di sekitar sumber gempa. Namun, itu tidak menjadi bahaya utama. Bahaya gempa darat lebih berisiko, karena dekat dari pemukiman. “Gempa terasa begitu kuat, walau skalanya kecil. Itu karena pusatnya dekat dari Padang,” terang Badrul. Menurutnya, gempa darat terjadi akibat gesekan lempeng atau pergerakan secara mendatar di sepanjang patahan Sumatra. 

Jaringan Komputer

JARINGAN

Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama-sama menggunakan hardware/software yang terhubung dengan jaringan. Setiap komputer, printer atau periferal yang terhubung dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan komputer dapat memiliki dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan node.

Daftar Isi:

*

Sejarah Jaringan Komputer
*

Jenis Jaringan Komputer
*

Model Referensi OSI dan Standarisasi
*

Topologi Jaringan Komputer
*

Ethernet

SEJARAH JARINGAN KOMPUTER

Konsep jaringan komputer lahir pada tahun 1940-an di Amerika dari sebuah proyek pengembangan komputer MODEL I di laboratorium Bell dan group riset Harvard University yang dipimpin profesor H. Aiken. Pada mulanya proyek tersebut hanyalah ingin memanfaatkan sebuah perangkat komputer yang harus dipakai bersama. Untuk mengerjakan beberapa proses tanpa banyak membuang waktu kosong dibuatlah proses beruntun (Batch Processing), sehingga beberapa program bisa dijalankan dalam sebuah komputer dengan dengan kaidah antrian.

Ditahun 1950-an ketika jenis komputer mulai membesar sampai terciptanya super komputer, maka sebuah komputer mesti melayani beberapa terminal (lihat Gambar 1) Untuk itu ditemukan konsep distribusi proses berdasarkan waktu yang dikenal dengan nama TSS (Time Sharing System), maka untuk pertama kali bentuk jaringan (network) komputer diaplikasikan. Pada sistem TSS beberapa terminal terhubung secara seri ke sebuah host komputer. Dalam proses TSS mulai nampak perpaduan teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi yang pada awalnya berkembang sendiri-sendiri.

Gambar 1 Jaringan komputer model TSS

Memasuki tahun 1970-an, setelah beban pekerjaan bertambah banyak dan harga perangkat komputer besar mulai terasa sangat mahal, maka mulailah digunakan konsep proses distribusi (Distributed Processing). Seperti pada Gambar 2, dalam proses ini beberapa host komputer mengerjakan sebuah pekerjaan besar secara paralel untuk melayani beberapa terminal yang tersambung secara seri disetiap host komputer. Dala proses distribusi sudah mutlak diperlukan perpaduan yang mendalam antara teknologi komputer dan telekomunikasi, karena selain proses yang harus didistribusikan, semua host komputer wajib melayani terminal-terminalnya dalam satu perintah dari komputer pusat.

Gambar 2 Jaringan komputer model distributed processing

Selanjutnya ketika harga-harga komputer kecil sudah mulai menurun dan konsep proses distribusi sudah matang, maka penggunaan komputer dan jaringannya sudah mulai beragam dari mulai menangani proses bersama maupun komunikasi antar komputer (Peer to Peer System) saja tanpa melalui komputer pusat. Untuk itu mulailah berkembang teknologi jaringan lokal yang dikenal dengan sebutan LAN. Demikian pula ketika Internet mulai diperkenalkan, maka sebagian besar LAN yang berdiri sendiri mulai berhubungan dan terbentuklah jaringan raksasa WAN.

kembali ke atas

JENIS JARINGAN KOMPUTER

Secara umum jaringan komputer dibagi atas lima jenis, yaitu;
1. Local Area Network (LAN)
Local Area Network (LAN), merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumberdaya (misalnya printer) dan saling bertukar informasi.

2. Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel.

3. Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah geografis yang luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai.

4. Internet
Sebenarnya terdapat banyak jaringan didunia ini, seringkali menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang berbeda-beda. Orang yang terhubung ke jaringan sering berharap untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain yang terhubung ke jaringan lainnya. Keinginan seperti ini memerlukan hubungan antar jaringan yang seringkali tidak kampatibel dan berbeda. Biasanya untuk melakukan hal ini diperlukan sebuah mesin yang disebut gateway guna melakukan hubungan dan melaksanakan terjemahan yang diperlukan, baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya. Kumpulan jaringan yang terinterkoneksi inilah yang disebut dengan internet.

5. Jaringan Tanpa Kabel
Jaringan tanpa kabel merupakan suatu solusi terhadap komunikasi yang tidak bisa dilakukan dengan jaringan yang menggunakan kabel. Misalnya orang yang ingin mendapat informasi atau melakukan komunikasi walaupun sedang berada diatas mobil atau pesawat terbang, maka mutlak jaringan tanpa kabel diperlukan karena koneksi kabel tidaklah mungkin dibuat di dalam mobil atau pesawat. Saat ini jaringan tanpa kabel sudah marak digunakan dengan memanfaatkan jasa satelit dan mampu memberikan kecepatan akses yang lebih cepat dibandingkan dengan jaringan yang menggunakan kabel.

kembali ke atas

MODEL REFERNSI OSI DAN STANDARISASI

Untuk menyelenggarakan komunikasi berbagai macam vendor komputer diperlukan sebuah aturan baku yang standar dan disetejui berbagai fihak. Seperti halnya dua orang yang berlainan bangsa, maka untuk berkomunikasi memerlukan penerjemah/interpreter atau satu bahasa yang dimengerti kedua belah fihak. Dalam dunia komputer dan telekomunikasi interpreter identik dengan protokol. Untuk itu maka badan dunia yang menangani masalah standarisasi ISO (International Standardization Organization) membuat aturan baku yang dikenal dengan nama model referensi OSI (Open System Interconnection). Dengan demikian diharapkan semua vendor perangkat telekomunikasi haruslah berpedoman dengan model referensi ini dalam mengembangkan protokolnya.

Model referensi OSI terdiri dari 7 lapisan, mulai dari lapisan fisik sampai dengan aplikasi. Model referensi ini tidak hanya berguna untuk produk-produk LAN saja, tetapi dalam membangung jaringan Internet sekalipun sangat diperlukan. Hubungan antara model referensi OSI dengan protokol Internet bisa dilihat dalam Tabel 1.

Tabel 1. Hubungan referensi model OSI dengan protokol Internet
MODEL OSI TCP/IP PROTOKOL TCP/IP
NO. LAPISAN NAMA PROTOKOL KEGUNAAN
7 Aplikasi Aplikasi

DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol)

Protokol untuk distribusi IP pada jaringan dengan jumlah IP yang terbatas
DNS (Domain Name Server) Data base nama domain mesin dan nomer IP
FTP (File Transfer Protocol) Protokol untuk transfer file
HTTP (HyperText Transfer Protocol) Protokol untuk transfer file HTML dan Web
MIME (Multipurpose Internet Mail Extention) Protokol untuk mengirim file binary dalam bentuk teks
NNTP (Networ News Transfer Protocol) Protokol untuk menerima dan mengirim newsgroup
POP (Post Office Protocol)

Protokol untuk mengambil mail dari server

SMB (Server Message Block)
Protokol untuk transfer berbagai server file DOS dan Windows
6 Presentasi SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) Protokol untuk pertukaran mail
SNMP (Simple Network Management Protocol) Protokol untuk manejemen jaringan
Telnet Protokol untuk akses dari jarak jauh
TFTP (Trivial FTP) Protokol untuk transfer file
5 Sessi NETBIOS (Network Basic Input Output System) BIOS jaringan standar
RPC (Remote Procedure Call) Prosedur pemanggilan jarak jauh
SOCKET Input Output untuk network jenis BSD-UNIX
4 Transport Transport TCP (Transmission Control Protocol) Protokol pertukaran data berorientasi (connection oriented)
UDP (User Datagram Protocol) Protokol pertukaran data non-orientasi (connectionless)
3 Network Internet IP (Internet Protocol) Protokol untuk menetapkan routing
RIP (Routing Information Protocol) Protokol untuk memilih routing
ARP (Address Resolution Protocol) Protokol untuk mendapatkan informasi hardware dari nomer IP
RARP (Reverse ARP) Protokol untuk mendapatkan informasi nomer IP dari hardware
2 Datalink LLC Network Interface PPP (Point to Point Protocol) Protokol untuk point ke point
SLIP (Serial Line Internet Protocol) Protokol dengan menggunakan sambungan serial
MAC

Ethernet, FDDI, ISDN, ATM
1 Fisik

Standarisasi masalah jaringan tidak hanya dilakukan oleh ISO saja, tetapi juga diselenggarakan oleh badan dunia lainnya seperti ITU (International Telecommunication Union), ANSI (American National Standard Institute), NCITS (National Committee for Information Technology Standardization), bahkan juga oleh lembaga asosiasi profesi IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) dan ATM-Forum di Amerika. Pada prakteknya bahkan vendor-vendor produk LAN bahkan memakai standar yang dihasilkan IEEE. Kita bisa lihat misalnya badan pekerja yang dibentuk oleh IEEE yang banyak membuat standarisasi peralatan telekomunikasi seperti yang tertera pada Tabel 2.

Tabel 2. Badan pekerja di IEEE

WORKING GROUP

BENTUK KEGIATAN
IEEE802.1 Standarisasi interface lapisan atas HILI (High Level Interface) dan Data Link termasuk

MAC (Medium Access Control) dan LLC (Logical Link Control)
IEEE802.2 Standarisasi lapisan LLC
IEEE802.3 Standarisasi lapisan MAC untuk CSMA/CD (10Base5, 10Base2, 10BaseT, dll.)
IEEE802.4 Standarisasi lapisan MAC untuk Token Bus
IEEE802.5 Standarisasi lapisan MAC untuk Token Ring
IEEE802.6 Standarisasi lapisan MAC untuk MAN-DQDB (Metropolitan Area Network-Distributed

Queue Dual Bus.)
IEEE802.7 Grup pendukung BTAG (Broadband Technical Advisory Group) pada LAN
IEEE802.8 Grup pendukung FOTAG (Fiber Optic Technical Advisory Group.)
IEEE802.9 Standarisasi ISDN (Integrated Services Digital Network) dan IS (Integrated Services ) LAN
IEEE802.10 Standarisasi masalah pengamanan jaringan (LAN Security.)
IEEE802.11 Standarisasi masalah wireless LAN dan CSMA/CD bersama IEEE802.3
IEEE802.12 Standarisasi masalah 100VG-AnyLAN
IEEE802.14 Standarisasi masalah protocol CATV

kembali ke atas

TOPOLOGI JARINGAN KOMPUTER

Topologi adalah suatu cara menghubungkan komputer yang satu dengan komputer lainnya sehingga membentuk jaringan. Cara yang saat ini banyak digunakan adalah bus, token-ring, star dan peer-to-peer network. Masing-masing topologi ini mempunyai ciri khas, dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri.

1.

Topologi BUS

Topologi bus terlihat pada skema di atas. Terdapat keuntungan dan kerugian dari tipe ini yaitu:

Keuntungan: Kerugian:

– Hemat kabel – Deteksi dan isolasi kesalahan sangat kecil

– Layout kabel sederhana – Kepadatan lalu lintas

– Mudah dikembangkan – Bila salah satu client rusak, maka jaringan tidak bisa berfungsi.

– Diperlukan repeater untuk jarak jauh

2.

Topologi TokenRING

Topologi TokenRING terlihat pada skema di atas. Metode token-ring (sering disebut ring saja) adalah cara menghubungkan komputer sehingga berbentuk ring (lingkaran). Setiap simpul mempunyai tingkatan yang sama. Jaringan akan disebut sebagai loop, data dikirimkan kesetiap simpul dan setiap
informasi yang diterima simpul diperiksa alamatnya apakah data itu untuknya atau bukan. Terdapat keuntungan dan kerugian dari tipe ini yaitu:

Keuntungan: Kerugian:

– Hemat kabel – Peka kesalahan

– Pengembangan jaringan lebih kaku

3.

Topologi STAR

Merupakan kontrol terpusat, semua link harus melewati pusat yang menyalurkan data tersebut kesemua simpul atau client yang dipilihnya. Simpul pusat dinamakan stasium primer atau server dan lainnya dinamakan stasiun sekunder atau client server. Setelah hubungan jaringan dimulai oleh server maka setiap client server sewaktu-waktu dapat menggunakan hubungan jaringan tersebut tanpa menunggu perintah dari server. Terdapat keuntungan dan kerugian dari tipe ini yaitu:

Keuntungan:

– Paling fleksibel

– Pemasangan/perubahan stasiun sangat mudah dan tidak mengganggu bagian jaringan lain

– Kontrol terpusat

– Kemudahan deteksi dan isolasi kesalahan/kerusakan

– Kemudahaan pengelolaan jaringan

Kerugian:

– Boros kabel

– Perlu penanganan khusus

– Kontrol terpusat (HUB) jadi elemen kritis

4.

Topologi Peer-to-peer Network

Peer artinya rekan sekerja. Peer-to-peer network adalah jaringan komputer yang terdiri dari beberapa komputer (biasanya tidak lebih dari 10 komputer dengan 1-2 printer). Dalam sistem jaringan ini yang diutamakan adalah penggunaan program, data dan printer secara bersama-sama. Pemakai komputer bernama Dona dapat memakai program yang dipasang di komputer Dino, dan mereka berdua dapat mencetak ke printer yang sama pada saat yang bersamaan.
Sistem jaringan ini juga dapat dipakai di rumah. Pemakai komputer yang memiliki komputer ‘kuno’, misalnya AT, dan ingin memberli komputer baru, katakanlah Pentium II, tidak perlu membuang komputer lamanya. Ia cukup memasang netword card di kedua komputernya kemudian dihubungkan dengan kabel yang khusus digunakan untuk sistem jaringan. Dibandingkan dengan ketiga cara diatas, sistem jaringan ini lebih sederhana sehingga lebih mudah dipelajari dan dipakai.

kembali ke atas

ETHERNET

Ethernet adalah sistem jaringan yang dibuat dan dipatenkan perusahaan Xerox. Ethernet adalah implementasi metoda CSMA/CD (Carrier Sense Multiple Access with Collision Detection) yang dikembangkan tahun 1960 pada proyek wireless ALOHA di Hawaii University diatas kabel coaxial. Standarisasi sistem ethernet dilakukan sejak tahun 1978 oleh IEEE. (lihat Tabel 2.) Kecepatan transmisi data di ethernet sampai saat ini adalah 10 sampai 100 Mbps. Saat in yang umum ada dipasaran adalah ethernet berkecepatan 10 Mbps yang biasa disebut seri 10Base. Ada bermacam-macam jenis 10Base diantaranya adalah: 10Base5, 10Base2, 10BaseT, dan 10BaseF yang akan diterangkan lebih lanjut kemudian.

Pada metoda CSMA/CD, sebuah host komputer yang akan mengirim data ke jaringan pertama-tama memastikan bahwa jaringan sedang tidak dipakai untuk transfer dari dan oleh host komputer lainnya. Jika pada tahap pengecekan ditemukan transmisi data lain dan terjadi tabrakan (collision), maka host komputer tersebut diharuskan mengulang permohonan (request) pengiriman pada selang waktu berikutnya yang dilakukan secara acak (random). Dengan demikian maka jaringan efektif bisa digunakan secara bergantian.

Untuk menentukan pada posisi mana sebuah host komputer berada, maka tiap-tiap perangkat ethernet diberikan alamat (address) sepanjang 48 bit yang unik (hanya satu di dunia). Informasi alamat disimpan dalam chip yang biasanya nampak pada saat komputer di start dalam urutan angka berbasis 16, seperti pada Gambar 3.

Gambar 3. Contoh ethernet address.

48 bit angka agar mudah dimengerti dikelompokkan masing-masing 8 bit untuk menyetakan bilangan berbasis 16 seperti contoh di atas (00 40 05 61 20 e6), 3 angka didepan adalah kode perusahaan pembuat chip tersebut. Chip diatas dibuat oleh ANI Communications Inc. Contoh vendor terkenal bisa dilihat di Tabel 3, dan informasi lebih lengkap lainnya dapat diperoleh di http://standards.ieee.org/regauth/oui/index.html

Tabel 3. Daftar vendor terkenal chip ethernet

NOMOR KODE

NAMA VENDOR
00:00:0C Sisco System
00:00:1B Novell
00:00:AA Xerox
00:00:4C NEC
00:00:74 Ricoh
08:08:08 3COM
08:00:07 Apple Computer
08:00:09 Hewlett Packard
08:00:20 Sun Microsystems
08:00:2B DEC
08:00:5A IBM

Dengan berdasarkan address ehternet, maka setiap protokol komunikasi (TCP/IP, IPX, AppleTalk, dll.) berusaha memanfaatkan untuk informasi masing-masing host komputer dijaringan.

1. 10Base5

Sistem 10Base5 menggunakan kabel coaxial berdiameter 0,5 inch (10 mm) sebagai media penghubung berbentuk bus seperti pad Gambar 4. Biasanya kabelnya berwarna kuning dan pada kedua ujung kebelnya diberi konsentrator sehingga mempunyai resistansi sebesar 50 ohm. Jika menggunakan 10Base5, satu segmen jaringan bisa sepanjang maksimal 500 m, bahkan jika dipasang penghubung (repeater) sebuah jaringan bisa mencapai panjang maksimum 2,5 km.

Seperti pada Gambar 5, antara NIC (Network Interface Card) yang ada di komputer (DTE, Data Terminal Equipment) dengan media transmisi bus (kabel coaxial)-nya diperlukan sebuah transceiver (MAU, Medium Attachment Unit). Antar MAU dibuat jarak minimal 2,5 m, dan setiap segment hanya mampu menampung sebanyak 100 unit. Konektor yang dipakai adalah konektor 15 pin.

Gambar 4. Jaringan dengan media 10Base5.

Gambar 5. Struktur 10Base5.
2. 10Base2

Seperti pada jaringan 10Base5, 10Base2 mempunyai struktur jaringan berbentuk bus. (Gambar 6). Hanya saja kabel yang digunakan lebih kecil, berdiameter 5 mm dengan jenis twisted pair. Tidak diperlukan MAU kerena MAU telah ada didalam NIC-nya sehingga bisa menjadi lebih ekonomis. Karenanya jaringan ini dikenal juga dengan sebutan CheaperNet. Dibandingkan dengan jaringan 10Base5, panjang maksimal sebuah segmennya menjadi lebih pendek, sekitar 185 m, dan bisa disambbung sampai 5 segmen menjadi sekitar 925 m. Sebuah segmen hanya mampu menampung tidak lebih dari 30 unit komputer saja. Pada jaringan ini pun diperlukan konsentrator yang membuat ujung-ujung media transmisi busnya menjadi beresistansi 50 ohm. Untuk jenis konektor dipakai jenis BNC.

Gambar 6. Jaringan dengan media 10Base5.

Gambar 7. Struktur 10Base2.
3. 10BaseT

Berbeda dengan 2 jenis jaringan diatas, 10BaseT berstruktur bintang (star) seperti terlihat di Gambar 8. Tidak diperlukan MAU kerena sudah termasuk didalam NIC-nya. Sebagai pengganti konsentrator dan repeater diperlukan hub karena jaringan berbentuk star. Panjang sebuah segmen jaringan maksimal 100 m, dan setiap hub bisa dihubungkan untuk memperpanjang jaringan sampai 4 unit sehingga maksimal komputer tersambung bisa mencapai 1024 unit.

Gambar 8. Jaringan dengan media 10BaseT.

Gambar 9. Struktur 10BaseT.

Menggunakan konektor modular jack RJ-45 dan kabel jenis UTP (Unshielded Twisted Pair) seperti kabel telepon di rumah-rumah. Saat ini kabel UTP yang banyak digunakan adalah jenis kategori 5 karena bisa mencapai kecepatan transmisi 100 Mbps. Masing-masing jenis kabel UTP dan kegunaanya bisa dilihat di Table 4.

Tabel 4. Jenis kabel UTP dan aplikasinya.

KATEGORI

APLIKASI
Category 1 Dipakai untuk komunikasi suara (voice), dan digunakan untuk kabel telepon di rumah-rumah
Category 2 Terdiri dari 4 pasang kabel twisted pair dan bisa digunakan untuk komunikasi data sampai

kecepatan 4 Mbps
Category 3 Bisa digunakan untuk transmisi data dengan kecepatan sampai 10 Mbps dan digunakan

untuk Ethernet dan TokenRing
Category 4 Sama dengan category 3 tetapi dengan kecepatan transmisi sampai 16 Mbps
Category 5 Bisa digunakan pada kecepatan transmisi sampai 100 Mbps, biasanya digunakan untuk

FastEthernet (100Base) atau network ATM
4.

10BaseF

Bentuk jaringan 10BaseF sama dengan 10BaseT yakni berbentuk star. Karena menggunakan serat optik (fiber optic) untuk media transmisinya, maka panjang jarak antara NIC dan konsentratornya menjadi lebih panjang sampai 20 kali (2000 m). Demikian pula dengan panjang total jaringannya. Pada 10BaseF, untuk transmisi output (TX) dan input (RX) menggunakan kabel/media yang berbeda.

Gambar 10. Struktur 10BaseF.

Gambar 11. Foto NIC jenis 10Base5, 10Base2, dan 10BaseT.
5.

Fast Ethernet (100BaseT series)

Selai jenis NIC yang telah diterangkan di atas, jenis ethernet chip lainnya adalah seri 100Base. Seri 100Base mempunyai beragam jenis berdasarkan metode akses datanya diantaranya adalah: 100Base-T4, 100Base-TX, dan 100Base-FX. Kecepatan transmisi seri 100Base bisa melebihi kecepatan chip pendahulunya (seri 10Base) antara 2-20 kali (20-200 Mbps). Ini dibuat untuk menyaingi jenis LAN berkecepatan tinggi lainnya seperti: FDDI, 100VG-AnyLAN dan lain sebagainya.

Pendidikan dan memebangun karakter bangsa

BAB I
PENDAHULUAN

I. Kata pengantar

Assalamua’alaikum wr. Wr
Sengaja saya mengambil “ pendidikan dan membangun karakter bangsa” sebagi topic untuk penulisan malak in, karena topic ini sangat menarik untuk dikembangkan dan dibicarakan . sebagai penulis awan saya menyadari tuliasn ini masih banyak kekurangan daik dari segi isi maupun tata cara penulisan, oleh sebab itu saya harapkan pada siapa saja yang membaca agar dapat member komentar. Harapan saya makalah ini bisa menambah wawasan dan pegetahuan saya serta siapa saja yang membaca.

Demikianlah kata sambutan dari saya, lebih dan kurang saya mohon maaf.

Wassalam

devi pu

II. Latar Belakang
Pembangunan karakter bangsa merupakan komitmen kolektif masyarakat Indonesia menghadapi tuntutan global dewasa ini. Sebagai perwujudan dari komitmen tersebut, dibuatlah undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang menjelaskan bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Cita-cita luhur bangsa sebagai mana tertuang dalam tujuan pendidikan nasional tersebut adalah perwujudan nilai moral bangsa yang harus tertanam dan mengakar dalam pola hidup berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Oleh karena itu, pendidikan karakter bangsa menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan pola pembinaan, baik yang dilakukan dalam rumah tangga, masyarakat, dan sekolah sebagai pioneer yang paling berperan dalam pembentukan karakter atau watak anak.
Namun, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang melalui media cetak dan eletronik seolah telah mengambil alih fungsi-fungsi pendidikan orang tua, masyarakat, dan guru. Arus global yang bergerak begitu cepat melalui media Internet yang serba digital telah berhasil mengubah paradigm, pola dan gaya hidup, dan bahkan tata nilai, sikap dan prilaku yang berdampak pada menipisnya sendi-sendi moral dan akhlak anak bangsa yang berimbas pada memudarnya karakter bangsa. Keteladanan yang ditanamkan oleh para pendiri bangsa semakin lama semakin menipis, mulai dari memudarnya keteladanan para pemimpin, tokoh masyarakat, orang tua, dan bahkan guru sebagai pengemban utama pendidikan formal di sekolah.
Realitas memudarnya nilai-nilai keteladanan guru (dalam tanda kutip) dapat ditunjukkan dengan hasil temuan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menemukan bahwa kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh tenaga pendidik atau guru menunjukkan hasil yang cenrung semakin tinggi dari waktu ke waktu. Data yang diperoleh pada tahun 2007 menunjukkan bahwa tercatat 555 kekerasan terhadap anak dan pelakunya sebanyak 18 persen dilakukan oleh orang-orang terdekat dan sebanyak 11,8% kekerasan dilakukan oleh guru terhadap anak-anak muridnya. Sementara itu, penelitian KPAI selama enam bulan pada tahun 2008 justru memperlihatkan grafik yang semakin meningkat, yakni tercatat 86 kekerasan terhadap anak dan sebanyak 39% kekerasan dilakukan oleh guru (Republika Newsroom, 2009). Kekerasan guru terhadap murid dapat ditinjau dari empat dimensi, yakni (1) kekerasan verbal, (2) kekerasan fisik, (3) kekerasan psikologis, (4) kekerasan yang berkaitan dengan profesionalisme (Les, 2009).
Kekerasan verbal mencakup penggunaan stereotip-stereotip dan penamaan yang bermuatan seksi, rasis, kultur, sosio-ekonomi, ketidaksempurnaan fisik, dan homofobik. Kekerasan fisik meliputi tindakan mendorong, mencubit, menjambuk, menjewer, memukul dengan penggaris, atau melemparkan sesuatu. Kekerasan psikologis terjadi melalui tindakan berteriak, berbicara dengan kasar, menyobek hasil kerja, mengadu domba siswa, dan membuat ancaman-ancaman. Sedangkan, kekerasan yang berkaitan dengan profesionalisme dapat terjadi melalui penilaian yang tidak adil, menerapkan hukuman dengan pilih kasih, menggunakan cara-cara pendisiplinan yang tidak pantas, mengarahkan pada kegagalan dengan menetapkan standar yang tidak wajar, membohongi rekan kerja, orang tua siswa, atasan mengenai perilaku siswa, mengambil kesempatan dengan menggunakan materi-materi atau pengayaan, mengintimidasi orang tua karena hambatan bahasa, budaya, atau status sosial ekonomi.
Berangkat dari berbagai realitas seperti telah dijabarkan di atas, penulis ingin mengkaji pentingnya keteladanan pendidik dalam pembentukan karakter peserta didik. Makalah ini akan dimulai dengan konsep dasar keteladanan kemudian diakhiri dengan pentingnya keteladanan pendidik dalam membentuk kepribadian peserta didik.
III. Daftar Isi

I. Pendahuluan ==================================
II. Kata Pengantar =================================
III. Latar belakang==================================
IV. Li ngkup pendidikan dan membangun karakter bangsa ======
V. Makna pendidikan ===============================
VI. Perkembangan Pendidikan ============================
VII. Pendidikan karakter ==============================
VIII. Peranan pendidik dalam membentuk karakter bangsa ======

IV. Lingkup pendidikan dan membangun karakter bangsa
Mulai dari tingakat akar rumput hingga tingkat elit bangsa. Penertiban pedagang pasar, pembebasan tanah sengketa, penilihan lurah, pemilihan kepala daerah, pertandinag sepak bola, demontrasi mahasiswa, pemilihan dekan – rector, sedang anggota dewan yang terhormat, sekedar menyebut beberapa contoh , semuanya ricuh , bahkan terkadang rusuh yang diwaranai bentrok fisik yang memakan korban jiwa. Begitu pula tindak kejahatan koropsi bukan lagi berbilang jari, namun telah memasuki elit bangsa baik di lembaga legislative, eksekutif, bahkan lembaga penegak hokum sehakalian. Akibatnay bagsa ini semakin terpuruk. Kata nasionalisme hanya terucap ketika upacara, dalam pidato, atau seminar – seminar. Di sisi ekonomi, sejumlah penduduk masih hidup miskin di negri yag kaya raya sumber daya alamnya ini,. Jurang kaya – miskin semakin dalam. Kehidupan social masyarakat kita semakin jauh dari berbagai regulasi dan norma yang ada. Para aportumis ekinomi dan politik ekonomi dan politik semakin Berjaya dinegri ini. Suatu ironi memang.
Semua perilaku social yang mencenaskan itu hsnys disikapi degna reaktif dan cendrung menggukanan pendekatan kaamanan. Tidak ubahnya seperti tindakan pemadam kebakaran. Berbagai tindakan tersebut menerminkan kegaganlan bangsa membangun karakter sebagai ;pilar utama bangsa bermartabat. Hingga hari ini belum ada pemikiran yang konferhensif untuk menjawab mengapa itu terjadi ,sehingganya belum upaya untuk mengatasi semua masalah tersebut.
Berbagai fakta tersebut mencemaskan kita. Bila dibiarkan, maka disintegrasi social kian enghadang kita. Oleh sebab itu sudah saatnya memikirkan solusi nyata untuk mengatasi persoalan tersebut. Jika tidak, bangsa ini akan semakin jauh dari peradaban sejati. Panca sila sebagai way of life akan tinggal tilisan diatas kertas. Siapa yang paling bertanggung jawab dalam hal ini. Tulisan ini mencoba melihat dari spektif pendidikan. Masyarakat yang baik dalak produk pendidikan yang baik. Banyak hasil pendidikan menunjukan system pendidikan dan system pembelajaran ekektif berpengaruh positif terhadap kehidupan social masyarakat. Negara – Negara maju yang telah menjadi bukti bahwa pendidikan yang efektif membawqa perubahan terhadap kemajuan masyarakat. Tidak haya perubahan terhadap kehidupan social ekonomi, namun akan membawa perubahan terhadap kehidupan social mecara keseluruhan termasuk dalam karakter bangsa.
Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dap roses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan pritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian , kecerdasan ahlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara ( UU RI No 20 tahun 2003, Sisdiknas pasal 1). Selanjutnya dalam pasal 3 dijelaskan, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta perdaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa , berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kraktif,mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Jadi jelas, bahwa pembentukan karakter dan perilaku adalah tanggung jawab pendidik. Bila merunjuk kepada pasal undang – undang tersebut, maka realitas proses out put dan out come pendidikan kita hingga hari ini masih jauh dari harapan. Proses pembelajaran disekolah masih saja menekankan pada aspek kognitif. P-embelajaran di kertas kering dengan transpormasi nilai – nilai.
Mata pelajaran ditempatkan ditempatkan sebagai tujuan dan belum ditempatkan sebagai media membentuk prilaku dan karakter peserta didik untuk menjadi warga Negara yang baik. Pembentukan karakter dan prilaku masih kalah dengan muatan akademis, apabila mata pelajaran yang masuk dalam UN/ UASBN .Setiap sekolah seolah Sekolah hanya menrurus mata pelajaran buka mengurus pendidikan. Pendidikan perilaku banyak berupa nasehat. Padahal nasehat hanya sebagian kecil dari pendidikan.

Disamping itu ide pendidikan perilaku masih terjebak pada soal judul. Pendidikan budi pekerti, akhlak mulia, atau pendidikan kewarganegaraan. Juga memprihatinkan, pendidikan pendidikan perilaku sekedar dijadikan pengetahuan, yang ujungna di ujikan dalam bentuk memilih abcd. Akibatya peserta didik tahu hal yang baik, tetapi miskin perilaku baik. Lalu, dimana letak benang merah persoalannya?
Kantin kejujuran
Persoalan pendidikan kartakter dan perilaku sebenarnya bukan terletak pada content kurikulumnya. Tetapi bagaimana perilaku itu diajarkan dan bagaimana karakter individu yhang mengajarkan . hal itu sejalan dengan konsep pendidikan modern yang lebih menekankan pada pentingnya pendekatan dibandingkan apa yang diajarkan. Kantin kejujuran yang telah dipelopori oleh beberapa sekolah di sejumlah kota adalah contoh kasus yang amat baik dan efektif dalam mengajarkan perilaku jujur. Jujur adalah nilai – nilai universal. Kantin kejujuran tidak hanya memngajarkan perilaku jujur disekolah, tetapi juga dampak pada perilaku anak diluar sekolah dalam bentuk apa saja dan dimana saja dia berada. Misalnya sikap empati.
Kalau orang lain rugi karena perilaku korup saya , lalu bagai mana seandainya saya mendapat perlakuan demikian. Perilaku dan budaya antri juga dapat di tanamkan melalui kantin kejujuran. Ketika aturan kantin kejujuran disusun bersama guru dan peserta didik, itu artinya pendidikan demokrasi telah berjalan. Dan ketika kesepakatan dijalankan, maka peserta didik telah belajar untuk taat hukum. Dengan demikian akan terjadi internalisasi esensi dari pembentukan karakter. Para ahli menyebut, pembentukan karakter sangat intens pada usia 0 -10 th. Penglaman belajar pada usia awal akan tersimpan dalam memori otak bawah sadar, dimana otak bawah sadarlah akan mengendalikan perilaku.
Jadi tidak perlu diajarkan difenisi jujur , definidi korupsi, definisi taat, definisi hukum sebagaimana kecendrungan pembelajaran dikelas hari ini.
V. Makna pendidikan
Banyak kalangan memberikan makna tentang pendidikan sangat beragam, bahkan sesuai dengan pandangannya masing-masing. Azyumardi Azra dalam buku “Paradigma Baru Pendidikan Nasional Rekonstruksi dan Demokratisasi”, memberikan pengertian tentang “pendidikan” adalah merupakan suatu proses di mana suatu bangsa mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan untuk memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien. Bahkan ia menegaskan, bahwa pendidikan lebih sekedar pengajaran, artinya, bahwa pendidikan adalah suatu proses dimana suatu bangsa atau negara membina dan mengembangkan kesadaran diri diantara individu-individu.
Di samping itu, pendidikan adalah suatu hal yang benar-benar ditanamkan selain menempa fisik, mental dan moral bagi individu-individu, agar mereka menjadi manusia yang berbudaya, sehingga diharapkan mampu memenuhi tugasnya sebagai manusia yang diciptakan Allah Tuhan Semesta Alam sebagai makhluk yang sempurna dan terpilih sebagai khalifahNya di muka bumi ini yang sekaligus menjadi warga negara yang berarti dan bermanfaat bagi suatu negara.
VI. Perkembangan Pendidikan
Bangkitnya dunia pendidikan yang dirintis oleh Pahlawan kita Ki Hadjar Dewantara untuk menentang penjajah pada massa lalu, sungguh sangat berarti apabila kita cermati dengan saksama. Untuk itu tidak terlalu berlebihan apabila bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar memperingati hari Pendidikan Nasional yang jatuh setiap tanggal 2 Mei ini, sebagai bentuk refteksi penghargaan sekaligus bentuk penghormatan yang tiada terhingga kepada para Perintis Kemerdekaan dan Pahlawan Nasional. Di samping itu, betapa jiwa nasionalisme dan kejuangannya serta wawasan kebangsaan yang dimiliki para pendahulu kita sangat besar, bahkan rela berkorban demi nusa dan bangsa. Lantas bagaimana perkembangan sekarang? Sangat ironis, memang. Banyak para pemuda kita yang tidak memiliki jiwa besar, bahkan sangat mengkhawatirkan, janganjangan terhadap lagu kebangsaan kita pun sudah tidak hafal, jangankan menghayati. Namun, kita sangat yakin dan semakin sadar, bahwa hanya melalui dunia pendidikanlah bangsa kita akan menjadi maju, sehingga dapat mengejar ketertinggalan dengan bangsa lain di dunia, sekaligus merupakan barometer terhadap kualitas sumber daya manusia.
Krisis moneter yang berlanjut dalam krisis ekonomi yang terjadi hingga puncaknya ditandai dengan jatuhnya rezim Soeharto dari kekuasaannya pada Mei 1998 yang lalu, telah mendorong reformasi bukan hanya dalam bidang politik dan ekonomi saja, melainkan juga terimbas dalam dunia pendidikan juga. Reformasi dalam bidang pendidikan, pada dasarnya merupakan reposisi dan bahkan rekonstruksi pendidikan secara keseluruhan atau secara komprehensif integral. Reformasi, reposisi dan rekonstruksi pendidikan jelas harus melibatkan penilaian kembali secara kritis pencapaian dan masalah-masalah yang dihadapi dalam penyelenggaraan pendidikan nasional.
Apabila kita amati secara garis besar, pencapaian pendidikan nasional kita masih jauh dan harapan, apalagi untuk mampu bersaing secara kompetitif dengan perkembangan pendidikan pada tingkat global. Baik secara kuantitatif maupun kualitatif, pendidikan nasional masih memiliki banyak kelemahan mendasar. Bahkan pendidikan nasional, menurut banyak kalangan, bukan hanya belum berhasil meningkatkan kecerdasan dan keterampilan anak didik, melainkan gagal dalam membentuk karakter dan watak kepribadian (nation and character building), bahkan terjadi adanya degradasi moral.
VII. Pendidikan Karakter
Tidak perlu disangsikan lagi, bahwa pendidikan karakter merupakan upaya yang harus melibatkan semua pihak baik rumah tangga dan keluarga, sekolah dan lingkungan sekolah, masyarakat luas. Oleh karena itu, perlu menyambung kembali hubungan dan educational networks yang mulai terputus tersebut. Pembentukan dan pendidikan karakter tersebut, tidak akan berhasil selama antar lingkungan pendidikan tidak ada kesinambungan dan keharmonisan.
Dengan demikian, rumah tangga dan keluarga sebagai lingkungan pembentukan dan pendidikan karakter pertama dan utama harus lebih diberdayakan. Sebagaimana disarankan Philips, keluarga hendaklah kembali menjadi school of love, sekolah untuk kasih sayang (Philips, 2000) atau tempat belajar yang penuh cinta sejati dan kasih sayang (keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warrahmah). Sedangkan pendidikan karakter melalui sekolah, tidak semata-mata pembelajaran pengetahuan semata, tatapi lebih dari itu, yaitu penanaman moral, nilai-nilai etika, estetika, budi pekerti yang luhur dan lain sebagainya. Pemberian penghargaan (prizing) kepada yang berprestasi, dan hukuman kepada yang melanggar, menumbuhsuburkan (cherising) nilai-nilai yang baik dan sebaliknya mengecam dan mencegah (discowaging) berlakunya nilai-nilai yang buruk. Selanjutnya menerapkan pendidikan berdasarkan karakter (characterbase education) dengan menerapkan ke dalam setiap pelajaran yang ada di samping mata pelajaran khusus untuk mendidik karakter, seperti; pelajaran Agama, Sejarah, Moral Pancasila dan sebagainya.
Di samping itu tidak kalah pentingnya pendidikan di masyarakat. Lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi terhadap karakter dan watak seseorang. Lingkungan masyarakat luas sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan penanaman nilai-nilai etika, estetika untuk pembentukan karakter. Menurut Qurais Shihab (1996 ; 321), situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya, mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan. Jika sistem nilai dan pandangan mereka terbatas pada kini dan di sini, maka upaya dan ambisinya terbatas pada hal yang sama.
Apabila kita cermati bersama, bahwa desain pendidikan yang mengacu pada pembebasan, penyadaran dan kreativitas sesungguhnya sejak masa kemerdekaan sudah digagas oleh para pendidik kita, seperti Ki Hajar Dewantara, KH. Ahmad Dahlan, Prof. HA. Mukti Ali, Ki Hajar Dewantara misalnya, mengajarkan praktek pendidikan
yang mengusung kompetensi/kodrat alam anak didik, bukan dengan perintah paksaan, tetapi dengan “tuntunan” bukan “tontonan”. Sangat jelas cara mendidik seperti ini dikenal dengan pendekatan “among”‘ yang lebih menyentuh langsung pada tataran etika, perilaku yang tidak terlepas dengan karakter atau watak seseorang. KH. Ahmad Dahlan berusaha “mengadaptasi” pendidikan modern Barat sejauh untuk kemajuan umat Islam, sedangkan Mukti Ali mendesain integrasi kurikulum dengan penambahan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan. Namun mengapa dunia pendidikan kita yang masih berkutat dengan problem internalnya, seperti penyakit dikotomi, profesionalitas pendidiknya, sistem pendidikan yang masih lemah, perilaku pendidiknya dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, membangun karakter dan watak bangsa melalui pendidikan mutlak diperlukan, bahkan tidak bisa ditunda, mulai dari lingklingan rumah tangga, sekolah dan masyarakat dengan meneladani para tokoh yang memang patut untuk dicontoh. Semoga ke depan bangsa kita lebih beradab, maju, sejahtera kini, esok dan selamanya. Seiring dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei Tahun 2007 yang lalu dan mereka yang lahir pada tanggal yang sama, semoga panjang umur dan berjiwa pendidik yang patut disuri tau-ladani generasi yang akan datang, bahkan lestari selamanya.
VIII. Peranan pendidik dalam membentuk karakter anak bangsa
Keteladanan adalah making something as an example, providing a model yang artinya, menjadikan sesuatu sebagai teladan, menyediakan suatu model (Kamus Landak, 2010). Istilah keteladanan banyak diadopsi dari bahasa Arab uswah yang terbentuk dari huruf-huruf hamzah, as-sin, dan al-waw. Secara etimologi, setiap kata bahasa Arab yang terbentuk dari ketiga huruf tersebut memiliki persamaan arti yaitu pengobatan dan perbaikan. Ibn Zakaria dalam Arief (2002) menjelaskan bahwa uswah dapat diartikan dengan qudwah yang merujuk pada makna mengikuti atau yang diikuti.
Dengan demikian, keteladanan dalam tulisan ini adalah segala sesuatu yang terkait dengan perkataan, perbuatan, sikap, dan prilaku seseorang yang dapat ditiru atau diteladani oleh pihak lain. Sedangkan guru atau pendidik adalah pemimpin sejati, pembimbing dan pengarah yang bijaksana, pencetak para tokoh dan pemimpin umat (Isa, 1994). Jadi, keteladanan guru adalah contoh yang baik dari guru baik yang berhubungan dengan sikap, prilaku, tutur kata, mental, maupun yang terkait dengan akhlak dan dan moral yang patut dijadikan contoh bagi peserta didik.
Hal ini penting dimiliki tenaga pendidik untuk dijadikan dasar dalam membangun kembali etika, moral, dan akhlak yang sudah sampai pada tataran yang menyedihkan. Azrah (2008) menyebutkan bahwa sejak tahun 1990-an nilai-nilai moralitas sudah terasa merosot tajam. Penyebabnya adalah arus globalisasi yang begitu deras sehingga memunculkan nilai-nilai kehidupan masyarakat yang lebihpermissiveness (bebas). Nilai-nilai global dengan mudah meresap dalam kehidupan masyarakat tanpa adanya sensor yang lebih ketat. Dengan kata lain, sejak itu pula telah terjadi proses pelonggaran terhadap nilai-nilai etika dan moral. Di tengah-tengah proses degradasi tersebut, justru negara ini mengalami kesulitan untuk membendung karena kesulitan untuk menemukan keteladanan yang bisa dijadikan panutan bersama. Pada sisi yang lain, rasanya sulit untu membendung arus globalisasi yang demikian pesat. Oleh karena perlu hadirnya tenaga pendidik yang mumpuni yang dapat menjalankan fungsinya untuk mengeliminir arus globalisasi.
– Pentingnya Keteladanan Seorang Pendidik
Dalam teori difusi inovasi, peranan opinion leader (pemimpin opini) memegang posisi sentral dalam mempengaruhi keberterimaan suatu hasil inovasi dalam suatu kelompok masyarakat tertentu (Roger, 2004). Hal ini terjadi karena pemimpin opini memiliki keteladanan yang dapat ditiru dan diikuti oleh kebanyakan pihak lain. Tenaga pendidik sebagai opinion leader dalam lingkungan institusi pendidikan juga memiliki posisi sentral dalam
membentuk karakter atau kepribadian peserta didik. Keteladanan dalam diri seorang pendidik berpengaruh pada lingkungan sekitarnya dan dapat memberi warna yang cukup besar pada masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya. Bahkan, keteladanan itu akan mampu mengubah prilaku masyarakat di lingkunganya. Sosok tenaga pendidik seperti guru, atau dosen dengan profesinya melekat di mana saja mereka berada, sehingga kata „‟guru‟‟ selalu dipergunakan sebagai identitas, baik ketika melakukan aktivitas yang berkaitan dengan dunia pendidikan, maupun kegiatan di luar ranah pendidikan. Sekalipun demikian, karakteristik dan indikator guru teladan itu masih menjadi sangat dilematis mengingat belum adanya standar baku yang dapat dijadikan landasan dasar untuk membangun keteladanan itu sendiri.
Salah satu karakteristik yang perlu dimiliki oleh guru sehingga dapat diteladani oleh muridnya adalah kerendahan hati (Santoso, 2008). Guru akan memiliki kebribadian yang diidolakan jika berani mengakui kesalahan (jika memang telah terjadi kesalahan) sebagai perwujudan kerendahan hati. Sering terjadi, seorang guru dengan dalil menjaga kewibawaan sering tidak berprilaku rendah hati di hadapan siswa padahal guru tidak menyadari bahwa setiap langkah, tutur kata, cara pandang, dan berbagai respon yang ditampilkan menjadi bahan penilaian dan pembicaraan bagi para siswa. Tentu saja keteladanan buruk mengacaukan pemahaman mereka, yang berujung pada pencitraan konsep diri menjadi kurang baik. Pada prinsipnya, terdapat korelasi positif antara keteladanan guru dan kepribadian siswa, yang oleh Johnson digambarkan sebagai“No matter how brilliant your plan, it won’t work if you don’t set an example ” (bagaimana pun briliannya perencanaan anda, itu tidak akan berjalan jika tidak dibarengi dengan keteladanan). Dengan demikian, guru dipandang sebagai sumber keteladanan karena sikap dan perilaku guru mempunyai implikasi yang luar biasa terhadap siswa (Nuh, 2009).
Berdasarkan pandangan tersebut di atas, keteladanan tenaga pendidik yang harus ditanamkan ke pada peserta didik mencakup integritas, profesionalitas, dan keikhlasan.
1. Integritas
Integritas dalam Kamus Landak (2010) didefinisikan sebagai “wholeness, completeness, entirety, unified”. Keutuhan yang dimaksud adalah keutuhan dalam Seluruh aspek hidup, khususnya antara perkataan dan perbuatan. Integritas berarti,” the condition of having no part taken away” atau “the character of uncorrupted virtue.” Seringkali kita menggunakan kata integritas, etika, dan moralitas secara bergantian untuk menunjukkan maksud yang sama. Padahal secara sederhana,etika adalah standar tentang mana yang benar dan salah, baik dan jahat. Apa yang kita pikibenar dan baik, itulah etika kita. Sedangkanmora litas adalah tindakan aktual tentang hal yang benar dan salah, baik dan jahat. Jadi, kalau etika ada di level teoretik, maka moralitas ada di level praktik.Integritas sendiri adalah integrasi antara etika dan moralitas. Semakin terintegrasi, semakin tinggi level integritas yang ada (Glorianet, 2010: 3). Dengan demikian, integritas dapat menghasilkan sifat keteladanan seperti kejujuran, etika, dan moral.
Kejujuran adalah investasi sosial yang harus dimiliki dan ditulari oleh guru untuk menimbulkan kepercayaan dari murid dan orang tua, masyarakat, dan para stakeholder. Kejujuran adalah mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran. Dalam praktek dan penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Bila berpatokan pada arti kata yang baku dan harafiah maka jika seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai yang sebenarnya, orang tersebut sudah dapat dianggap atau dinilai tidak jujur, menipu, mungkir, berbohong, munafik atau lainnya. Oleh karena itu, kejujuran harus menjadi senjata yang paling ampuh bagi guru dalam menjalankan tugas prefesinya sehingga nilai-nilai kejujuran itu dapat ditanamkan dalam diri siswa atau peserta didik.
Moral dan etika pada hakekatnya merupakan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang menurut keyakinan seseorang atau masyarakat dapat diterima dan dilaksanakan secara benar dan layak. Dengan demikian prinsip dan nilai-nilai tersebut berkaitan dengan sikap yang benar dan yang salah yang mereka yakini. Etika sendiri sebagai bagian dari falsafah merupakan sistim dari prinsip-prinsip moral termasuk untuk melaksanakannya (Suryokusumo, 2010). Jadi, integritas yang ditunjukkan oleh guru dalam menjalankan tugas berdasarkan profesi keguruannya berupa adalah kejujuran, kepatuhan, etika, dan moral seharusnya mengakar dalam pribadi guru sehingga dapat menjadi idola bagi siswanya.
2. Profesionalitas
Profesional berasal dari kata profesi yang artinya satu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Pengertianprofe s iona l adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan, yang memenuhi standar, mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005). Berbicara mengenai profesional, pemikiran orang tertuju pada dua hal.Pertama, orang yang menyandang suatu profesi. Orang yang profesional biasanya melakukan pekerjaan sesuai dengan keahliannya dan mengabdikan diri pada pengguna jasa dengan disertai rasa tanggungjawab atas kemampuan profesionalnya itu.Kedua, kinerja seseorang dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya (Saudagar dan Ali Idrus, 2009).Profesi adalah suatu jenis pekerjaan yang berkaitan dengan bidang (keahlian, keterampilan, teknik) tertentu, semakin ahli, maka semakin profesional pekerjaannya. Sedangkan yang dimaksud denganprofesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: (1) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme,
(2) memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia,
(3) memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas,
(4) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas,
(5) memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan,
(6) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja,
(7) memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat,
(8) memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dan
(9) memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. Prinsip-prinsip tersebut tercermin dalam setiap cara berpikir, bertindak dan berprilaku baik dalam menjalankan aktivitas pembelajaran di sekolah maupun setelah berada di lingkungan keluarga dan masyarakat.

Profesionalisme adalah kemahiran yang dimiliki oleh seorang yang profesional (Princeton, 2009). Dengan kata lain profesionalisme dipandang sebagai suatu keahlian yang melekat pada diri seseorang dalam melakukan segala bentuk pekerjaan secara profesional. Lebih jauh profesionalisme merupakan proses pemberian pekerjaan yang menjadi profesi untuk mencapai status profesional.Profesionalisasi adalah proses atau perjalanan waktu yang membuat seseorang atau kelompok orang menjadi profesional. Sedangkan,profesionalitas merupakan sikap para anggota profesi yang benar-benar menguasai profesi yang dimilikinya. Dalam perspektif teori yang berhubungan dengan praktek-praktek pendidikan, konsep professionalism (profesionalisme),professionality (profesionalitas, and professional development (pengembangan professional) sering menjadi kajian menarik untuk didiskusikan. Pengembangan professional juga dipandang sebagai kegiatan yang berorientasi pada tujuan untuk memperbaiki pembelajaran (Keller, 2003). Pengembangan professional sering digunakan secara sinonimik dengan pengembangan staf dan pengembangan guru yang merujuk pada segala upaya yang dilakukan untuk memperbaik pembelajaran yang dilakukan dalam suatu lembaga pendidikan. Jadi, yang dimaksud dengan profesionalisme guru di sini adalah komitmen guru sebagai tenaga pendidik yang memiliki keahlian dalam ilmu kependidikan dan secara terus-menerus meningkatkan kemampuan untuk melalukan tugas-tugas keprofesionalannya. Dengan demikian, guru profesional adalah guru yang memiliki idealisme, komitmen, kualified, kompeten, tanggungjawab, prediktif, analitik, kreatif, dan demokratis. Siswa yang menjadikan guru sebagai idola akan berusaha untuk mencontohi dan meneladani sifat-sifat professional ini dalam bertindak dan bertutur.
3. Keikhlasan
Nampaknya integritas dan profesionalitas saja belum dapat membangun personalitas tenaga pendidik yang patut dijadikan contoh bagi peserta didik, tetapi harus melibatkan keikhlasan yang terlahir dari hati yang bersih dan akhlak yang terpuji. Keikhlasan adalah suatu kondisi jiwa yang termotivasi secara intrinsik untuk melakukan suatu perbuatan atas dasar penyerahan diri ke pada sang pencipta, bukan karena motivasi ekstrinsik ingin dilihat dan didengar, mendapatkan pujian serta kedudukan yang tinggi dari orang lain.
Tanesia dan Daniel (2010) dan Santoso (2010) menjelaskan tentang hakekat ikhlas yang menghasilkan berbagai manfaat dalam menjalankan tugas.Pertama, keikhlasan dapat menjernihkan pikiran seseorang untuk berbuat demi untuk kemaslahatan umum, berpikir jauh ke depan, dan tidak berpikir primordial. Segala perbuatan, perkataan, dan perasanaan secara totalitas dipersembahkan kepada keridhaan sang pencipta.Kedua, terhindar dari keinginan dan perbuatan buruk yang
tidak mendatangkan manfaat. Pengorbanan waktu, tenaga, dan harta hanya untuk tujuan mendatangkan kebaikan bagi semua orang.Ketiga, segala kontribusi yang diberikan bukan untuk ditukarkan dengan segala sesuatu yang berbentuk materi, melainkan bernuansa sosial.Keempat, mengembangkan silaturahim antara sesama manusia. Seorang guru dalam melaksanakan profesinya, seharusnya mengintegrasikan keikhlasan ini dalam mengiringi setiap aktivitas pembelajaran sehingga menjadi modal social yang perlu diteladani oleh peserta didik.
Kesimpulan
Pendidikan adalah suatu ujung tombak yang menentukan berkembangan tidaknya suatu Negara. Pembangunan pendidikan yang dimaksud bukan pendidikan formal seperti yang umum dibicarakan melainkan membentuk pribadi dan karakter anak bangsa, yang beriman pada Tuhan Yang Maha Esa, Kreatif, Jujur, Berwawasan, dan berjiwa pancasila. Jika pembangunan pendidikan dan karakter anak bangsa telah optimal maka Negara tersebut akan berkembang baik di segi ekonomi, social, politik dan pembangunan yang menunjang kemajuan.

Penutup
Demikianlah makalah dengan topic “ Pendidikan dan membangun karakter bangsa “ saya buat semoga bermanfaat. Dan jika ada kesalahan isi ataupun penulisan dalam makalah ini saya mohon maaf dan dapat dimaklumi

Sebagai kesimpulan, keteladanan pendidik untuk memiliki integritas, profesionalitas, dan keikhlasan akan dapat membangun karakter peserta didik sehingga mampu mengintegrasikan nilai-nilai kejujuran, moral, etika, kepatuhan, keikhlasan,
keluasan ilmu, sopan-santun, dan tanggung jawab ke dalam perkatanaan, perasaan, sikap, dan prilaku yang berujung pada pembangunan karakter bangsa secara keseluruhan.

foto devi
spita sari

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!